Kamis, 20 Januari 2011

LAST THINGS^^


by: zefania maleeva

Erica, Aaron, July dan Jiro adalah sahabat baik yang bertemu di sekolah asrama terbaik di Taipei. Mereka berempat adalah anak pengusaha. Awalnya mereka tidak mau masuk sekolah berasrama, karena mereka tidak mau berpisah dengan orang tuanya, tetapi karena hal ini yang terbaik  maka mereka pun menyetujuinya.
Hari pertama masuk ke asrama
“Ini adalah kamarmu, semoga kau menyukainya” kata pengasuh asrama pada Erica.
“Terima kasih Bu” kata Erica.
Ternyata di kamar itu sudah ada satu murid lagi yang bernama July.
“Hai, apakah kamarmu juga di sini ?” tanya July.
“Ya, kau di sini juga yah ?” tanya Erica.
“Ya aku juga di sini, namaku July, kau ?” jawab July.
 “Namaku Erica, senang berkenalan denganmu, kuharap kita bisa menjadi teman baik” jawab Erica.
“Ya, aku juga berharap kita bisa menjadi teman baik” ujar July senang.
Disaat mereka berjalan-jalan mengelilingi asrama, tidak disengaja mereka ditabrak oleh seorang murid laki –laki bernama Jiro yang sedang terburu - buru di jalan.
“Maaf, apa kalian tidak apa – apa ?” tanya Jiro.
“Aku tidak apa-apa” ujar Erica.
“Aku juga tidak apa-apa” sambung July.
“Kenapa kau terburu-buru ?” tanya Erica.
“Aku sudah terlambat masuk ke asrama, dan sepertinya aku tersesat” kata Jiro bingung.
“Tenang saja, kau belum terlambat. Ayo kita bertanya pada satpam letak asrama putra” ujar Erica.
“Ayo” ajak July.
“Maaf merepotkan kalian” kata Jiro.
“Tenang saja, kami senang menolongmu, sekalian saja kami berkeliling asrama” ujar July.
Keesokan harinya, pada saat pembaian kelas, tidak disangka mereka bertiga adalah teman sekelas. Setelah mereka berbincang – bincang cukup lama, akhirnya mereka saling terbiasa. Hari – hari di asrama dan sekolah pun mereka lewati dengan bersama.
Beberapa bulan kemudian ada seorang murid baru yang datang Ia bernama Aaron, ia adalah murid pindahan dari London.
Karena Erica dan July adalah murid kepercayaan Ibu kepala sekolah, maka Ibu kepala sekolah menyuruh Erica dan July menjemputnya menjemputnya.
“Hai Aaron, kau murid pindahan itu kan, selamat datang di asrama, kami diperintahkan oleh Ibu kepala sekolah untuk menjemputmu” kata Erica dan July.
“Hai juga. Terima kasih sebelumnya, iya aku adalah murid pindahan” jawabnya dengan malu – malu.
“Kenalkan, aku July, ini adalah Erica, kuharap kita bisa menjadi teman baik” ujar July.
“Apa kau ingin bekeliling asrama ?” tanya Erica.
“Tentu saja aku ingin” jawab Aaron gembira.
“Ayo , ikut kami”ajak July.

July dan Erica pun mengajak Aaron  berkeliling, July menjelaskan seluk beluk lingkungan asrama dan  Erica menjelaskan tentang kegiatan diasrama. 
“Perkenalkan ini adalah asrama kami, itu adalah aulanya, itu asrama putra dan yang disebelah sana adalah asrama putri” kata July sambil menunjuk tempat tempat itu.
“Kau tidak perlu khawatir, selama ini kegiatan kami ringan – ringan saja, belum ada yang beratuntuk di kerjaka, jika kau mengalami kesulitan, hubungi kami berdua saja ” ucap Erica.
“Permisi yah, Bapak harus mengantarnya ke asramanya” ujar pengasuh asrama putra.
“Baiklah pak” jawab Erica dan July.

Di salah satu ruang putra
“Hei, kau murid pindahan itu kan ?” ujar Jiro.
“Ya, kau benar” jawab Aaron.
“Namaku Jiro, teman sekamarmu, Senang bertemu denganmu” kata Jiro.
“Senang bertemu denganmu juga, namaku Aaron” ucap Aaron.
Teng…teng…teng….teng..teng.
Bel jam makan malampun berbunyi, semua murid asrama berkumpul di aula, Jiro, Erica, dan July duduk bersama di meja makan, sedangkan Aaron sedang merapihkan barang-barangnya.
Di meja makan.
“Kita kedatangan murid baru ” seru Jiro.
“Benarkah ?” tanya July dan Erica.
“Ya, dia sekamar denganku. Tenang saja, dia akan kukenalkan padamu, tapi nanti disekolah” ujar Jiro.
“Baiklah” jawab Erica kecewa.
Keesokan harinya di sekolah.
“Ini adalah sekolah kami, dan ini adalah kelasmu” ucap Ibu kepala sekolah.
“Terima kasih Ibu” jawab Aaron.
“Perhatian semua, ini adalah murid pindahan dari London. Ia akan menjadi murid di kelas ini. Kenalkan dirimu nak ” kata Ibu kepala sekolah.
“Selamat pagi, perkenalkan namaku adalah Aaron, aku berasal dari London, tetapi sebenarnya aku lahir disini. Senang bertemu kalian semua” ucap Aaron.
“Wow, ternyata Aaron sekelas denganku” seru Jiro dalam hati.
“Hai Aaron !!!” sapa murid – murid serentak.
“Semoga kalian bisa menjalin hubungan yang baik dengannya, untuk sekarang, lanjutkan belajar kalian !!” perintah Ibu kepala sekolah.
“Baik Bu” jawab para siswa.

Ternyata Aaron sekelas dengan Jiro, Erica dan July.
“Hei Aaron, ternyata kau sekelas denganku” ucap Jiro.
“Yah, aku sungguh tidak menyangka” jawab Aaron.
“Ini hebat” ujar Jiro.

Melihat mereka bertiga begitu akrab, teman- teman sekelas yang lain pun ikut berkenalan dengan Aaron. Aaron merasa gembira karena akhirnya ia bisa mendapatkan teman.
Saat istirahat.
“Aaron, ayo, aku akan kenalkan kau pada dua teman baikku ” ajak Jiro.
“Hai Jiro” sapa Erica dan July.
“Perkenalkan, ini adalah Erica dan July” ujar Jiro.
“Aku sudah mengenal mereka” kata Aaron tersenyum.
“Kami juga sudah mengenalnya” kata rica sambil tersenyum.
“Ternyata kalian sedah saling kenal yah ? Padahal aku baru saja ingin memperkenalkan Jiro pada kalian. Payah” ucap Jiro kecewa.
“Hehehe, maaf yah Jiro” ucap Aaron membujuk.
“Iya Jiro, maaf yah, kebetulan aku dan July di tugaskan oleh ibu kepala sekolah untuk menjemputnya, jadi…” kata Erica.
“Yah sudahlah” ujar Jiro.

Hubungan Aaron, Jiro, Erica dan July semakin akrab. Mereka selalu belajar bersama, membuat pr bersama, bahkan pulang sekolah bersama.
Suatu hari disekolah.
“Hei, Jiro apakah kau sudah membuat prmu ?” tanya Erica.
“Mmm, belum semua kukerjakan, ada beberapa nomor yang membingungkanku. Bagaimana denganmu ?” tanya Jiro kembali.
“Aku sudah selesai membuatnya, kemarin aku membuatnya bersama July. Oh ya kemarin kami mencarimu untuk membuat pr, tapi kau sepertinya menghilang, kemana saja kau ?” tanya Erica.
“Oh kemarin, kemarin aku pergi bersama Aaron” ucap Jiro.
“Memangnya ada apa? Apa aku boleh tahu ?” tanya Erica penasaran.
“Mmm tidak ada apa – apa, hanya urusan kecil ?” ucap Jiro.
“Baiklah kalau begitu, mari aku jelaskan prnya” jawab Erica.
            Hari demi haripun berlalu begitu cepat, tak terasa mereka sudah menginjak kelas 3, bab terakhir dalam SMA, persiapan ujian pun di mulai.
Beberapa hari kemudian.
            “Aku mempunyai berita ?” tanya Erica.
“Berita apa ? ” tanya July.
“Kemarin secara tidak sengaja aku melewati ruang kepala sekolah, dan aku mendengar bahwa para guru akan mengadakan lomba dekorasi antar kelas” ungkap Erica.
            “Benarkah ?” seru Jiro yang muncul tiba – tiba bersama Aaron.
 “Dalam rangka apa mereka menggelar lomba seperti itu ?” tanya Aaron.
 “Mmm, mungkin karena memperingati hari sumpah pemuda” sambung July.
“Mungkin saja” ujar Jiro.

“Kita harus menata ulang kelas ini agar kita bisa mendapat juara” kata Erica penuh semangat.
“Setuju !” jata Aaron, July dan Jiro serentak.

Mereka pun bertekad untuk membuat kelas mereka sebagus mungkin, segala upaya pun telah direncanakan.
Di kelas
“Teman – teman, kalian tahu kan bahwa sekolah ini menggelar lomba dekorasi dalam rangka hari sumpah pemuda, jadi kita harus menata ulang kelas ini” ujar Aaron.
“Kapan kita akan mulai menatanya? Lalu, peralatannya ?” kata salah satu teman mereka.
“Kita akan mulai secepat mungkin, kalau soal peralatannya bagaimana kalau kita bagi tugas saja ? Ini adalah kesempatan terakhir kita, jadi harus memberikan yang terbaik” kata Jiro penuh semangat.
“Jadi bagaimana teman- teman ?” tanya Erica.
“Apa kalian setuju ?” sambung July.
“Ok, kami setuju” kata mereka serentak.
Mereka pun memulai rencananya, segala peralatan telah disiapkan. Sesibuk apapun mereka, mereka selalu mengutamakan belajar, karena hari untuk ujian semakin dekat. Mereka pun belajar dengan rajin.
Setiap kelas berlomba-lomba menjadi yang terbaik dngan cara sportif. Ternyata ada salah satu teman mereka di kelas lain bernama Harry tidak terlalu suka dengan kelas Aaron, Jiro, Erica dan July, ia membuat kelasnya menjadi yang terbaik agar dapat megalahkan kelas keempat sahabat itu, ia juga sanagt tidak setuju dengan rencana Aaron July, Jiro, dan Erica untuk mendapatkan kembali kepercayaan guru-guru mengenai kemampuan mereka, sifat Harry memang cukup dewasa, sehingga pemikiran teman sekolahnya denagn ia berbeda, teman, teman di kelas Harry juga tidak menyikai sifat Harry itu, ia terlalu memaksa mereka. Suatu hari saat keempat sahabat itu sedang mendekorasi kelas mereka, tanpa disadari Harry sedang memperhatikan mereka. Harrypun berkata pada kelasnya  bahwa konsep kelas mereka sama denagn kelasnya, hingga akhirnya terdengar isu bahwa kelas Aaron, July, Jiro, dan Erica mencuri konsep mereka. Perseteruan pun terjadi antara kelas itu. Kelas Aaron, July, Jiro, dan Erica merasa dikucilkan, semua orang terasa membenci mereka, saat sore hari terdengar kabar bahwa Harry  berkata pada Erica bahwa kelas mereka yang terbaik, sedangkan kelas Erica bukanlah apa-apa. Harry selalu berkata buruk tentang kelas Aaron, July, Jiro, dan Erica.
Suatu sore mereka berempat berkumpul dan bercerita
“Teman – teman, aku rasa aku tidak sanggup lagi menjalani ini, semua tuntutan dan fitnahan yang mereka berikan” ujar July.
“Aku tahu, aku juga sama denganmu” ungkap Aaron.
“Kita tidak boleh menyerah begitu saja, aku tahu kita pasti bisa mengalahkannya” ujar Jiro.
“Aku mengerti Jiro dengan keoptimisanmu, tapi apakah kita bisa mengembalikan keadaan seperti yang dulu? Aku merasa sangat bersalah pada teman-teman sekelas kita” tanya Erica.
“Kenapa kau harus merasa bersalah ? Kau bukan penyebab semua ini kan ” seru Jiro.
“Aku tahu, tapi yang mengusulkan konsep ini adalah aku” keluh Erica.
“Sudahlah Erica, bukan kamu saja yang merasa bersalah, kami juga merasakannya” bujuk July.
“Ya, July benar Erica” tambah Aaron.
Semangat yang dimiliki mereka akhirnya membuktikan pada teman-temannya bahwa mereka tidak mencuri konsep dari kelas Harry dan hal ini hanyalah kesalahpahaman. Mereka mencoba segala kreasi. Semua murid dikelas itu berusaha sesuai dengan kemampuan mereka. Bukan hanya dalam hal mendekorasi saja, melainkan dalam prestasi
Suatu hari diadakanlah penilaian kelas terbaik. Harry berkata pada keempat sahabat itu bahwa kelas merekalah yang akan menjadi juara. Teman-teman sekelas Harry merasa risih dengan pernyataannya tersebut, mereka hanya diam saja.
Seminggu kemudian
“Teman- teman sekalian, hari ini adalah hari dimana pemenanga lomba dekorasi di umumkan” kata Jiro.
“Apa pun yang menjadi hasilnya kita harus terima, meskipun pemenangnya adalah kelas Harry“ seru Erica.
Akhirnya Ibu kepala sekolah megumumkan hasilnya, dan pemenang dari lomba itu adalah Kelas Aaron, July, Jiro, dan Erica mereka pun sangat senang, teman-teman sekelas Harry menerima kemenangan itu, akan tetapi Harry merasa ada yang salah, ia tidak menerima kemenangan itu. Keadaan asrama dan sekolah pun kembali normal, tidak ada lagi perseteruan antar kelas. Yang menyompan dendam hanyalah Harry.
 “Teman-teman, akhirnya kita berhasil, aku merasa sangat senang” ujar Erica.
“Aku juga senang” ujar July.
“Ya, kau benar. Meskipun Harry masih tetap tidak senang dengan kita” kata Jiro.
“Hahaha,  sudahlah, jangan pedulikan dia. Pasti suatu hari Harry akan menyesal ” sambung Aaron.
“Mungkin” ujar Jiro, Erica dan July sambil tertawa.
“Walaupun Harry tidak senang dengan kita, kita tidak boleh menyimpan dendam padanya” ujar Erica
“Ya, kau benar. Oh ya, aku senang bisa menjalani masa SMA ku bersama kalian, sahabat terbaikku” ujar Erica.
“Aku juga” ujar Aaron, Jiro dan July.
Mereka akhirnya mengerti tentang arti persahabatan, pengorbanan, kebersamaan dan saling menghargai, dan saling memaafkan pelajaran yang mereka dapatkan selama berada diasrama. Setelah lulus merekapun melanjutkan sekolahnya sesuai dengan cita-cita mereka. Persahabatan merekapun terus berlanjut.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar