Kamis, 20 Januari 2011

side scan sonar for ocean

2.1 Pengertian teknologi
           
            Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161) adalah sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat mempertahankan struktur-struktur politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan budayanya. Sebagai perwujudan eksternal suatu epistemologi, sains membentuk lingkungan fisik, intelektual dan budaya serta memajukan cara produksi ekonomis yang dipilih oleh suatu peradaban. Pendeknya, sains, jelas Sardar (1987, 161) adalah sarana yang pada akhirnya mencetak suatu peradaban, dia merupakan ungkapan fisik dari pandangan dunianya. Sedangkan rekayasa, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) menyangkut hal pengetahuan objektif (tentang ruang, materi, energi) yang diterapkan di bidang perancangan (termasuk mengenai peralatan teknisnya). Dengan kata lain, teknologi mencakup teknik dan peralatan untuk menyelenggarakan rancangan yang didasarkan atas hasil sains.
           
            Seringkali diadakan pemisahan, bahkan pertentangan antara sains dan penelitian ilmiah yang bersifat mendasar (basic science and fundamental) di satu pihak dan di pihak lain sains terapan dan penelitian terapan (applied science and applied research). Namun, satu sama lain sebenarnya harus dilihat sebagai dua jalur yang bersifat komplementer yang saling melengkapi, bahkan sebagai bejana berhubungan; dapat dibedakan, akan tetapi tidak boleh dipisahkan satu dari yang lainnya (Djoyohadikusumo 1994, 223).
           
            Makna Teknologi, menurut Capra (2004, 106) seperti makna ‘sains’, telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris di abad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan sistematis atas ‘seni terapan’ atau pertukangan, dan berangsur-angsur artinya merujuk pada pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk mencakup tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut Capra (2004, 107) menekankan hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai ‘kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan.
            Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri. Oleh sebab itu, tepat momentumnya jika kita merenungkan masalah teknologi, menginventarisasi yang kita miliki, memperkirakan apa yang ingin kita capai dan bagaimana caranya memperoleh teknologi yang kita perlukan itu, serta mengamati betapa besar dampaknya terhadap transformasi budaya kita.Sebagian dari kita beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru.padahal, kalau kita membaca sejarah, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap zaman memiliki teknologinya sendiri.
           
            Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi ke bidang teknologi. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical).
           
            Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.
Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu :
  • Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris: neutral technological progress)
    Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan
    kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
  • Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (bahasa Inggris: labor-saving technological progress)
    Kemajuan
     teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
  • Kemajuan  teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris: capital-saving technological progress)
    Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modal.

2.2 Pengertian konservasi dan ekosistem laut.
            Segala sesuatu memiliki dasar untuk berkembang, jadi sebelum kita megetahui tentang kondisi ekosistem laut saat ini ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui dan mengerti tentang konservasi dan ekosistem.
Konservasi (wikipedia: 2010) adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dng jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian; proses menyaput bagian dalam badan mobil, kapal, dsb untuk mencegah karat
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :
  • Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
  • Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
  • (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.
  • Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.
  • Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.
Kawasan konservasi mempunyai karakteristik sebagaimana berikut:
  • Karakteristik, keaslian atau keunikan ekosistem (hutan hujan tropis/'tropical rain forest' yang meliputi pegunungan, dataran rendah, rawa gambut, pantai)
  • Habitat penting/ruang hidup bagi satu atau beberapa spesies (flora dan fauna) khusus: endemik (hanya terdapat di suatu tempat di seluruh muka bumi), langka, atau terancam punah (seperti harimau, orangutan, badak, gajah, beberapa jenis burung seperti elang garuda/elang jawa, serta beberapa jenis tumbuhan seperti ramin). Jenis-jenis ini biasanya dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.
  • Tempat yang memiliki keanekaragaman plasma nutfah alami.
  • Lansekap (bentang alam) atau ciri geofisik yang bernilai estetik/scientik.
  • Fungsi perlindungan hidro-orologi: tanah, air, dan iklim global.
  • Pengusahaan wisata alam yang alami (danau, pantai, keberadaan satwa liar yang menarik).
Di Indonesia, kebijakan konservasi diatur ketentuannya dalam UU 5/90 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. UU ini memiliki beberpa turunan Peraturan Pemerintah (PP), diantaranya:
  1. PP 68/1998 terkait pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
  2. PP 7/1999 terkait pengawetan/perlindungan tumbuhan dan satwa
  3. PP 8/1999 terkait pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar/TSL
  4. PP 36/2010 terkait pengusahaan pariwisata alam di suaka margasatwa (SM), taman nasional (TN), taman hutan raya (Tahura) dan taman wisata alam (TWA).
Pengertian ekosistem (wikipedia: 2010) adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada, sedangkan laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.  Jadi yang dimaksud dengan ekosistem laut adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya atau suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi yang terjadi di dalam suatu kumpulan air atau yang disebut lautan. Ekosistem ini termasuk samudra, rawa garam dan ekologi intertidal, muara sungai dan laguna, bakau dan terumbu karang, laut dalam dan dasar laut. Mereka dapat dibandingkan dengan ekosistem air tawar, yang memiliki kandungan garam yang lebih rendah, tempat seperti itu dianggap ekosistem karena kehidupan tanaman mendukung kehidupan hewan dan sebaliknya.
Ekosistem laut mencakup sekitar 71% dari permukaan bumi dan mengandung sekitar 97% dari air yang ada di planet ini. Ekosistem ini menghasilkan 32% produksi primer bersih. Ekosistem laut dapat dibagi ke dalam zona sebagai berikut: samudra (yang relatif dangkal bagian dari laut yang terletak di atas landas kontinen); profundal (bagian bawah atau di dalam air); benthic (bottom substrat); intertidal (daerah antara pasang tinggi dan rendah ); muara; rawa-rawa garam; terumbu karang, dan hidrotermal ventilasi (di mana bakteri belerang chemosynthetic membentuk dasar makanan). Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan revolusi biru.
Kondisi laut saat ini bisa dikatakan mengalami krisis. Dalam sambutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan perlunya memperhatikan kondisi laut yang sudah memprihatinkan, menyangkut penangkapan ikan dalam jumlah besar dan eksploitasi yang berlebihan, akibat perubahan iklim saat ini, Indonesia terancam kehilangan 2.000 pulau kecil yang juga akan mengakibatkan bergesernya batas wilayah Indonesia, bukan hanya penangkapan saja yang membuat kondisi laut memburuk, iklim juga berpengaruh pada kondisi laut. masalah yang menjadi perhatian saat ini adalah global warming, efek yang disebabkan yaitu naiknya suhu permukaan bumi hingga mengubah pola iklim, melelehnya es di kutub hingga permukaan air laut naik, merupakan karena dampaknya yang begitu memengaruhi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Perkiraan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyebutkan, jika suhu rata-rata permukaan bumi naik 1°-3,5°C pada tahun 2100, permukaan air laut naik antara 15-95 sentimeter. Dengan tingkat kenaikan 1 cm per tahun, pada 2050 kenaikannya mencapai 40 cm. Kenaikan hampir 1 meter akan menenggelamkan 80 persen pantai di Jepang, kesimpulannya kondisi ekosistem laut semekin lama semakin memburuk.


2.3 Penyebab dan dampak kerusakan ekosistem laut.
Luas dan panjang garis  pantai itu tentu akan menjadi potensi yang luar biasa untuk pembangunan bidang perikanan dan pariwisata. Namun bila salah mengelola, maka pantai-pantai ini akan menjadi sumber bencana, baik alam maupun secara ekonomis.
Perilaku manusia yang terus merusak lingkungan pantai, contohnya di kota Kupang, bahkan hampir di semua wilayah NTT, pengambilan pasir pantai, batu karang dan material lainnya masih terus berlangsung. Di pantai Pasir Panjang, Kota Kupang, masih bisa kita temukan penambangan batu karang. Batu karang yang akan dibuat kapur menjadi pilihan usaha bagi warga. Tetapi penambangan pasir dan batu ini bukan satu-satunya penyebab rusaknya ekosistem laut. Membangun di kawasan pantai juga turut membeli andil bagi rusaknya pantai. Membangun di tepi pantai dengan konsep yang salah selain bisa dianggap melanggar hukum, juga bisa berakibat buruk bagi ekosistem.
Pembangunan gedung dan pengambilan pasir, serta batu karang  sepintas juga berpengaruh walau tidak memberi dampak yang serius pada pantai, namun bila proses pengambilan tersebut dilakukan terus menerus, maka alam akan sulit memperbaiki kerusakan yang ada. Sebab, banyak biota laut yang hidup dan menggantungkan hidup di pesisir pantai.  Biota-biota laut tersebut juga menjadi sumber makanan bagi bioata laut lainnya. Jadi jelas, pengambilan pasir itu akan merusak kawasan pantai dan ekosistem pantai. Kawasan pantai sangat rentan dengan kerusakan. Apabila kawasan tersebut rusak maka akan sulit juga diperbaiki atau membutuhkan waktu yang sangat lama. Bukan hanya itu saja yang menjadi penyebab. Seperempat kawasan hutan dataran rendah Indonesia yang didominasi mangrove telah habis akibat berbagai kegiatan konversi. World Bank maupun World Conservation Forum menyebutkan bahwa laju kerusakan di Indonesia mencapai 1,5-2 juta hektar per tahun. Jika laju perusakan masih seperti sekarang, diperkirakan pada tahun 2010 seluruh kawasan hutan dataran rendah tersebut akan lenyap. Seiring dengan itu, ekosistem terkait lainnya seperti terumbu karang yang produktif akan mengalami hal serupa. Dari 85.707 km2 terumbu karang yang ada, hanya 5 persen saja memiliki kondisi yang sangat baik. Kondisi dan status terumbu karang sekarang ini telah rusak parah serta mengalami degradasi di hampir semua kepulauan di Indonesia.
Selain itu, pencemaran udara juga merupakan faktor penyebab. Pencemaran udara sudah menjadi masalah serius dan memprihatinkan. Sekitar 80 persen polusi udara disebabkan emisi udara gas buang kendaraan bermotor, industri, kebakaran hutan dan aktivitas rumah tangga. Pencemaran air terjadi kebanyakan di area hilir yang disebabkan pembuangan limbah, limbah industri dan pertambangan apalagi limbah bahan berbahaya beracun (B3) yang semakin banyak jenisnya. Apa jadinya jika sungai dipenuhi sampah rumah tangga dan industri? Selain sungai tak bisa lagi jadi sumber air minum, sampah akan mencemari laut dan merusak potensi sumber daya alam sekaligus sumber pangan manusia. Pencemaran perairan berdampak pada ekosistem laut, dimana bahan pencemar yang masuk pada sistem rantai makanan akan dikonsumsi manusia sebagai “top predator”.
2.4 Inovasi yang digunakan untuk kelestarian ekosistem laut.
            Pembangunan sektor kelautan di Indonesia haruslah merupakan salah satu program nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa melalui peningkatan produksi perikanan dan bahan baku industri yang berasal dari dasar laut.  Pembangunan sektor kelautan ditujukan pula untuk meningkatkan nilai tambah hasil perikanan, meningkatatkan pendapatan devisa serta pembinaan kelestarian sumberdaya kelautan dan lingkungan hidup.  Dengan demikian, tujuan, sasaran dan strategi penelitian kelautan haruslah diarahkan untuk penyediaan dan pemanfaatan data serta informasi mengenai sumberdaya kelautan.  Disamping tersedianya data dan sistem informasi, penelitian kelautan harus pula diarahkan untuk menyediakan masukan bagi pemutakhiran teknologi survey dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna eksplotasi dari sektor kelautan.  Untuk mencapai tujuan pembangunan sektor kelautan maka diperlukan kesiapan dan strategi penelitian yang diarahkan bagi : peningkatan kemampuan penelitian dan penunjangnya agar mampu mengidentifikasi masalah kelautan dan pemecahannya;  meningkatkan manajemen dan kerjasama  penelitian antar lembaga, serta meningkatkan penyediaan informasi, teknologi dan diseminasi hasil penelitian.

            Indonesia hingga saat ini belum memberikan kepastian data dan informasi tentang nama dan batas rupa morfologi dasar laut (submarine features) yang dimilikinya sebagai teritorial NKRI.  Penamaan submarine features merupakan bagian dari kegiatan pemerintahan dalam penamaan unsur-unsur geografi/geologi (alami), seperti nama palung, parit, gunung bawah laut, cekungan kuarter, karang, atol, dan sebagainya.  Pendataan, inventarisasi, pemberian dan pembakuan nama submarine features ini dapat mendukung dikeluarkannya dokumen resmi tentang submarine features Indonesia dari PBB.  Namun demikian, pemetaan rupa morfologi dasar laut Indonesia yang sangat luas ini tidaklah mungkin dilakukan dengan cepat tanpa menggunakan peralatan survey dengan teknologi tinggi dan biaya yang memadai.

Side Scan Sonar (SSS) adalah sebuah sistem peralatan survey kelautan yang menggunakan teknologi akustik.  Peralatan ini  digunakan untuk memetakan dasar laut yang juga  dapat digunakan untuk mempelajari kehidupan di dasar laut. Sistem peralatan ini merupakan strategi penginderaan untuk merekam kondisi dasar laut dengan memanfaatkan sifat media dasar laut yang mampu memancarkan, memantulkan dan/atau menyerap gelombang suara

Side-scan sonar pada umumnya banyak digunakan pada bidang kelautan antara lain sebagai pemetaan terhadap bentuk dasar laut, mencari kapal-kapal yang karam dan banyak lagi yang lainya. Pada tugas akhir ini kami mengaplikasikan side-scan sonar sebagai penginderaan obstacle atau halang rintang. Prinsip kerjanya adalah dengan membangkitkan sinyal transmit frekuensi tinggi 40 kHz oleh piezoelektric tranducer berupa sensor ultrasonic kemudian hasil pantulan /echo akan diterima oleh piezoelektric tranducer juga yang berfungsi sebagai reciver. Sinyal yang diterima oleh reciver akan dikuatkan oleh rangkaian penerima dan hasil perubahan akan diteksi melalui perubahan hasil nilai ADC pada mikrokontroler.

Data yang diterima oleh ADC pada mikrokontroler akan diolah dan ditampilkan pada PC melaui komunikasi serial sehingga kita dapat melihat obstacle atau benda yang berada pada jangkauan sonar ini. Dari kemampuan tersebut side-scan sonar ini dapat difungsikan sebagai mudul penginderaan pada rabot yang bergerak secara autonomous.

Prinsip kerja dari piezoelektric tranducer adalah jika diberikan tegangan maka akan menghasilkan getaran dan getaran ini akan menjadi sumber suara yang memiliki frekuensi tinggi sering disebut ultrasonic, atau jika piezoelektric tranducer di getarkan artinya menerima suara maka akan timbul charge yang dapat diartikan sebagai sumber tegangan. Hasil dari penerimaan tersebut yang kemudian dikuatkan menggunakan penguat op amp sehingga seinyal pantul yang diterima dapat dideteksi oleh ADC pada mikrokontroler, setiap perubahan amplitudo yang terjadi terhadap berubahan sinyal pantul/echo akan diteksi besar dan waktu diterimanya. Besar dan waktu yang diterima akan disinkronkan dengan posisi absolute dimana sonar ini diletakan maka akan menghasilkan bentuk peta terhadap lingkungan. Tampilan berupa jarak dan posisi benda berada akan dilihat pada PC melalui komunikasi serial dengan mikrokontroler sebagai pengolah dan pinyimpanan data.

Salah satu penemu side-scan sonar adalah ilmuwan Jerman, Dr Julius Hagemann, yang dibawa ke Amerika Serikat setelah Perang Dunia II dan bekerja di US Navy Mine Defense Laboratory, Panama City, FL dari tahun 1947 sampai kematiannya pada tahun 1964. Karyanya ini didokumentasikan di US Patent 4.197.591 yang pertama kali diungkapkan pada Agustus 1958, tapi tetap diklasifikasikan oleh US Navy sampai akhirnya dikeluarkan pada tahun 1980.

Teknologi Side Scan Sonar telah dikembangkan pada awal tahun 1960 oleh Dr.Harold Edgerton dari Massachusetts Institute of Technology. Beliau disana sebagai Professor di bidang teknik elektro. Sebelumnya Edgerton telah membuat alat high-speed flash photography pada tahun 1930-an. Dia menemukan bahwa fotografi elektrik tersebut tidak dapat bekerja dalam air, oleh karena itu dia mencoba mengganti denyut pulsa elektrik dengan pulsa akustik. Dengan mengirim energy pulsa akustik dan merekam hasil pantulannya, Edgerton mulai menarik tow dengan kapal dan membuat gambar secara berkelanjutan dari permukaan dasar laut. Pada tahun 1963, Edgerton menggunakan Side scan sonar untuk menemukan kapal Vineyard diteluk Buzzards, Massachusetts.

Selanjutnya pada tahun 1963-1967, bersama timnya yang di pimpin oleh Martin Klein membuat tow dengan system dual-channel dengan system side scan sonar untuk pertama kalinya. Alat ini telah menolong Alexander Mckfee untuk mencari Raja Henry VIII yang tenggelam bersama kapalnya Mary rose pada tahun 1967. (Tritech International Limited, 2008). Pada tahun yang sama Klein menggunakan sonar untuk membantu arkeolog George Bass menemukan kapal di lepas pantai Turki.

Pada tahun 1968 didirikan Klein Klein Associates, Inc dan terus bekerja pada perbaikan termasuk komersial pertama frekuensi tinggi (500 kHz) sistem dan yang pertama frekuensi dual side-scan sonars. Selanjutnya berkembang pabrikan atau Produsen Side scan sonar berfrekuensi tinggi antara lain: Raytheon, Northrop Grumman (sebelumnya Westinghouse), EdgeTech (sebelumnya EG & G), L-3/Klein Associates, JW Fisher Mfg Inc, Teknologi Imagenex Corp, RESON A / S, Sonatech Inc, Benthos (sonar sebelumnya yang dihasilkan oleh Datasonics), WESMAR, Marine Sonic Teknologi, Kongsberg Maritim, Geoacoustics, EDO Corp, Ultra Elektronik, Humminbird (Techsonic Industries Inc) dan Deep Visi Technologies.

Sonar merupakan teknik yang menggunakan perambatan gelombang suara di bawah air digunakan untuk penunjuk arah, komunikasi atau mendeteksi kapal-kapal laut. Sistem sonar dapat diartikan sebagai penentuan posisi dengan metode akustik (acoustic location).Side-scan sonar adalah salah satu alat dengan prinsip sistem sonar yang digunakan secara efisien melihat penampaan dasar laut dengan area yang besar.Alat ini digunakan untuk pemetaan dasar laut untuk berbagai tujuan, termasuk penciptaan nautical charts, identifikasi maupun deteksi objek bawah air dan fitur bathimetri.Side scan sonar biasa digunakan untuk survei batimetri atau arkeologi maritim, dalam kaitannya dengan sampel dasar laut mampu memberikan pemahaman tentang perbedaan-perbedaan dalam material dan tipe tekstur dasar laut.
Side scan sonar menggunakan perangkat yang memancarkan pulsa berbentuk kipas ke arah dasar laut di berbagai sudut tegak lurus terhadap lintasan dari sensor melalui air, yang dapat ditarik dari sebuah kapal permukaan atau kapal selam, atau dipasang pada kapal lambung.Side Scan Sonar mempunyai kemampuan menggandakan (menduplikasikan) beam yang diarahkan pada satu sisi ke sisi lainnya.Sehingga kita bisa melihat ke kedua sisi, memetakan semua area penelitian secara efektif dan menghemat waktu penelitian.

Penggunaan posisi dengan metode akustik telah digunakan jauh sebelum adnya teknologi radar.Sistem sidescan mengirimkan pulsa akustik pada suatu sisi dari receiver dan merekam amplitude energi balikan dari pulsa yang dipancarkan oleh sensor.Tiap pancaran pulsa, satu lajur kecil (sekitar 100 sampai 200 m ke tiap sisi) dari dasar laut dipetakan.Tiap pergerakan kapal, lajur ke lajur dipetakan.Pada dasar laut yang datar sempurna semua energi dipantulkan dari sesor sonar dan tidak ada sinyal yang terekam.Dalam faktanya, dasar laut tidak rata sempurna.Ketidakteraturan seperti bebatuan dan riak-riak air karena pantulan (backscatter) dari energi akustik, dan sistem dapat menyediakan informasi secara kasar keadaan dasar laut.

Citra hasil perkaman Side-scan sonar juga alat digunakan untuk mendeteksi puing-puing (objek pengamatan, contoh kapal karam) dan penghalang lain di dasar laut yang mungkin berbahaya untuk pengiriman atau untuk instalasi dasar laut oleh industri minyak dan gas. Selain itu, status pipa dan kabel di dasar laut dapat diselidiki dengan menggunakan sisi-scan sonar. Side-scan data yang sering diperoleh bersama dengan bathymetrik soundings dan sub-bottom profiler data, sehingga memberikan sekilas struktur dangkal dasar laut. Side-scan sonar juga digunakan untuk penelitian perikanan, pengerukan operasi dan studi lingkungan.
inderaan obstacle (halang rintang) menggunakan sensor ultrasonic atau piezoelektric tranducer.

Prinsip kerja dari piezoelektric tranducer adalah jika diberikan tegangan maka akan menghasilkan getaran dan getaran ini akan menjadi sumber suara yang memiliki frekuensi tinggi sering disebut ultrasonic, Bunyi frekuensi yang digunakan di sisi-scan sonar biasanya berkisar 40-500 kHz; (frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan lebih baik resolusi tapi kurang jangkauan), atau jika piezoelektric tranducer di getarkan artinya menerima suara maka akan timbul charge yang dapat diartikan sebagai sumber tegangan. Hasil dari penerimaan tersebut yang kemudian dikuatkan menggunakan penguat op amp sehingga sinyal pantul yang diterima dapat dideteksi oleh ADC pada mikrokontroler, setiap perubahan amplitudo yang terjadi terhadap berubahan sinyal pantul/echo akan diteksi besar dan waktu diterimanya. Besar dan waktu yang diterima akan disinkronkan dengan posisi absolute dimana sonar ini diletakan maka akan menghasilkan bentuk peta terhadap lingkungan. Tampilan berupa jarak dan posisi benda berada akan dilihat pada PC melalui komunikasi serial dengan mikrokontroler sebagai pengolah dan pinyimpanan data, sehingga kita dapat melihat obstacle atau benda yang berada pada jangkauan sonar ini.

SSS mentransmisikan pulsa akustik secara menyamping terhadap arah perambatan.Dasar laut dan objek merefleksikan kembali (backscatter) gelombang suara pada system sonar.Instrumen SSS mendekati objek tiga dimensi dan menampilkan objek tersebut dalam bentuk citra dua dimensi.Oleh karena itu, SSS tidak hanya menampilkan objek, melainkan juga bayangan objek tersebut.

            Baru-baru ini, sistem side scan sonar telah dikembangkan dengan menggunakan teknologi suara ultra medis guna meningkatkan resolusi target bawah laut yang dicari.  Sistem tranduser side scan sonar disimpan dalam towfish  yang ditarik kapal beberapa meter di bawah permukaan laut.  Gelombang suara yang dipantulkan diproses menjadi image yang mirip foto udara, dan terlihat secara “real-time” pada monitor komputer.  Informasi lokasi dari DGPS (differential global positioning system) digunakan untuk memandu side scan sonar yang ditarik sepanjang lintasan yang telah ditentukan, serta untuk mengidentifikasi lokasi berbagai titik pada image side scan.

            Disamping digunakan sebagai alat survey pemetaan dasar laut, di beberapa negara maju seperti di Amerika Serikat dan Eropa, side scan sonar sering pula digunakan dalam kegiatan pencaharian dan penyelamatan manusia. Side scan sonar sering digunakan untuk mencari korban tenggelam ataupun objek hilang lainnya di bawah air. Cara pencaharian seperti ini pada awalnya dilakukan dengan memanfaatkan jasa penyelam, kamera bawah laut, dan anjing pelacak yang terlatih dalam air.  Namun demikian cara ini sering memakan waktu dan berbahaya karena sangat tergantung pada kondisi kedalaman air, daya pandang, arus dan rintangan bawah air lainnya.

            Penggunaan lain dari side scan sonar adalah untuk mendeteksi  tempat ekstraksi agregat/pasir laut. Pada skala detil dapat pula digunakan untuk mencari jalur kabel dan  pipa bawah laut, bahkan kapal karam.  Keuntungan menggunakan side scan sonar adalah kemampuannya dalam  mencari objek-objek bawah air pada daerah yang luas secara cepat dan aman. Para penyelam tidak mempunyai risiko tinggi selama operasi pencaharian, dan hanya dilibatkan pada saat objek bawah laut telah ditemukan. Image side scan sonar juga berguna untuk mengevaluasi berbagai bahaya bawah laut terhadap penyelam sebelum mereka memasuki air.

Dengan demikian eksistensi ekosistem laut yang beragam di Indonesia harus dipelihara dan terus dikembangkan, terutama yang jelas positif dan berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan ekosistem laut, sehingga kekayaan sumber daya laut Indonesia dapat dijaga.


  
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Konservasi atau pembangunan berkelanjutan memang membawa banyak tantangan, tapi juga menjanjikan harapan‑harapan dan kemajuan bagi kondisi ekosistem laut kita.
- Generasi muda harus bersikap arif dan mampu mengaktualisasikan serta melanjutkan pembangunan ekosistem laut dan terus menerus mencari alternatif – alternatif baru dan berinteraksi dengan kemajuan teknologi yang ada.
3.2 Saran
1. Jadilah generasi muda yang mampu melanjutkan konservasi ekosistem laut dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
2. Pemerintah harus terus melakukan upaya-upaya konservasi ekosistem laut.
3. Generasi muda harus meningkatkan kepedulian tentang ekosistem laut serta berpikir kritis mengenai masalah masalah yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar